alpha-thalassemia-1 Penyebab Alpha Thalassemia ini karena adanya mutasi dari salah satu atau seluruh globin rantai alpha yang ada (mutasi delesi).  Rantai globin alpha adalah komponen penting dari hemoglobin (Hb) pada janin dan dewasa. Hemoglobin pada janin terdiri dari 2 rantai globin alpha, 2 rantai globin gama dan 4 molekul heme (besi). Sedangkan hemoglobin dewasa terdiri dari 2 rantai globin alpha, 2 rantai globin beta dan 4 molekul heme (besi). Gen globin alpha ada 2 pasang, maka jumlah total ada 4 buah gen globin yang identik, yang terletak pada kromosom 16 (2 gen) pada setiap belah kromosom. Kelainan gen globim alpha sebagian besar disebabkan karena hilangnya satu atau dua gen globin alpha pada tiap belah kromoson.

Bentuk homozigot mutasi ini akan menghasilkan janin atau bayi hydrop fetalis. Mutasi   ini banyak dijumpai pada populasi Asia Tenggara yang mendapat pengaruh kuat dari gen Mongoloid sehingga dianggap sebagai pertanda genetik populasi di Asia Tenggara. Penyebaran mutan ini dijumpai di Thailand, Malaysia dan Filipina dalam frekuensi polimorfik, tetapi tidak dijumpai pada populasi Papua ataupun populasi lainnya di kepulauan Pasifik.

Tipe Alpha Thalassemia ini terbagi berdasarkan jumlah gen yang hilang yaitu :
  • Silent Carrier State (gangguan pada 1 rantai globin alpha).
    Pada keadaan ini tidak akan timbul gejala sama sekali pada penderita atau hanya terjadi sedikit kelainan berupa sel darah merah yang tampak lebih pucat (hipokrom).
    Pembawa sifat thalassaemia alpha jenis ringan artinya mempunyai kelainan pada gen globin alpha tetapi tidak menyebabkan kelainan atau gangguan fisik, hanya ada sedikit perubahan pada gambaran sel darah merahnya. Gambaran sel darah merahnya hampir sulit dibedakan dengan orang normal, kecuali  ukuran sel darah merahnya (MCV) sedikit lebih kecil dan jumlah hemoglobin per sel darah merah (MCH) yang sedikit lebih rendah dari ukuran normal. Pembawa sifat thalassaemia alpha jenis ini hanya mempunyai 3 globin alpha karena hilangnya 1 gen globin alpha. Pembawa sifat ini tidak akan mengalami kesehatan yang berarti, dapat melakukan aktivitas fisik atau mental yang sarna dengan orang yang tidak mempunyai kelainan ini.
  • Alpha Thalassemia Trait (gangguan pada 2 rantai globin alpha).
    Penderita hanya mengalami anemia kronis yang ringan dengan sel darah merah yang tampak pucat (hipokrom) dan lebih kecil dari ukuran normal (mikrositer).
    Pembawa sifat thalassaemia alpha jenis berat artinya mempunyai kelainan pada gen globin alpha tetapi tidak menyebabkan kelainan atau gangguan fisik, hanya ada perubahan pada gambaran sel darah merah yang sangat jelas yaitu ukuran sel darah merahnya (MCV) lebih kecil dari ukuran normal dan jumlah hemoglobin per sel darah merah (MCH) lebih rendah dari jumlah normal. Pembawa sifat thalassaemia alpha jenis ini hanya mempunyai 2 gen globin alpha yang berfungsi. Kedua gen globin alpha ini terletak pada satu belah kromosom dan yang sebelahnya tidak mempunyai gen globin alpha sama sekali atau pada setiap belah kromosom hanya ada 1 gen globin alpha. Pembawa sifat jenis ini tidak mengalami masalah kesehatan yang berarti, dapat melakukan aktivitas fisik atau mental yang sama dengan orang yang tidak mempunyai kelainan ini, tetapi dapat mengalami anemia ringan pada saat hamil atau saat menderita infeksi berat.
  • Hb H Disease (gangguan pada 3 rantai globin alpha).
    Gambaran klinis penderta dapat bervariasi dari tidak menunjukkan adanya gejala sama sekali, hingga anemia yang berat yang disertai dengan perbesaran limpa (splenomegali).
    Ditandai dengan hanya 1 gen globin yang berfungsi. Penderita ini dilahirkan dari pasangan yang salah satunya pembawa sifat thalassaemia alpha berat sedangkan yang lainnya pembawa sifat thalassaemia alpha ringan. Penyakit ini harus dicurigai pada bayi baru lahir yang semua sel darah merahnya pucat dan mempunyai Hb Bart yang tinggi. Hb Bart dibentuk dari 4 buah rantai globin gama. Hemoglobin ini tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Pada anak yang lebih besar penyakit HbH ditandai dengan anemia sedang kadar (kadar Hb antara 8 sid 10 g/dl), sel darah merahnya kecil dan pucat serta ditemukan adanya HbH. HbH dibentuk dari 4 rantai globin beta dan tidak berfungsi seperti Hb yang normal. Kadar Hb pada penderita HbH relatif stabil, tetapi kadar Hb dapat turun dengan drastis pada saat menderita infeksi virus, dan terekspos atau mengkonsumsi obat-obat, zat kimia atau makanan yang bersifat oksidan seperti obat jenis sulfa, "benzene" (terdapat dalam bensin, batubara, bahan kimia untuk pembuatan plastik). Walaupun jarang, dapat terjadi anemia berat, batu empedu, tukak pada kulit, dan pembesaran limpa yang hebat sampai memerlukan pengangkatan limpa.
  • Alpha Thalassemia Major (gangguan pada 4 rantai globin alpha).
    Merupakan kondisi yang paling berbahaya pada thalassemia tipe alpha. Pada kondisi ini tidak ada rantai globin yang dibentuk (sama sekali tidak mempunyai gen globin alpha) sehingga tidak ada HbA atau HbE yang diproduksi. Biasanya fetus (janin) yang menderita alpha thalassemia major mengalami anemia pada awal kehamilan, kemudian membengkak karena kelebihan cairan (hydrops fetalis), lalu terjadi pembesaran hati dan limpa. Fetus (janin)  yang menderita kelainan ini biasanya mengalami keguguran atau meninggal tidak lama setelah dilahirkan.
    Penderita ini dilahirkan dari pasangan yang keduanya pembawa sifat thalassaemia alpha jenis berat. Pada keadaan ini terjadi kematian janin berumur 8 sid 9 bulan karena janin mengalami kekurangan oksigen berat. Ibu dari janin ini dapat mengalami penyakit yang berat.


Refferensi :
- Yayasan Thalassaemia Indonesia Perhimpunan Orang Tua Penderita Thalassaemia Indonesia
- Ratna Akbari Ganie, Thalassemia : Permasalahan dan Penanganannya

0 comments